Loss and Damage dan Panggilan Lintas Agama untuk Menyelamatkan Umat

Loss and Damage dan Panggilan Lintas Agama untuk Menyelamatkan Umat

Loss and Damage atau kehilangan dan kerusakan adalah peristiwa yang tidak dapat dihindari akibat perubahan iklim sekalipun telah melakukan mitigasi dan adaptasi. Sebagai contoh, petani yang telah melakukan adaptasi terhadap iklim tetapi saat panen, hasil produksinya tidak sebaik dibandingkan pada tahun-tahun sebelumnya akibat iklim ekstrim. Berkurangnya kualitas dan kuantitas ini yang yang disebut sebagai kehilangan. Hal yang sama juga dialami oleh nelayan yang hasil tangkapan semakin berkurang dan harus melaut semakin jauh dari Pantai untuk mendapatkan ikan.

Loss and Damage ini ada yang berlangsung sangat cepat dan seketika seperti bencana alam yang penanganannya pun dapat berlangsung darurat dan cepat. Tetapi ada kehilangan dan kerusakan yang berlangsung perlahan sebagai dampak dari pembangunan, perubahan tata ruang, kesehatan, seperti halnya hilangnya keanekaragaman hayati.

Tetapi Raja Siregar, narasumber dari MercyCorps dalam diskusi GF Talks, Kamis 26 Oktober 2023 menegaskan kajian tentang Loss and Damage ini harus dilakukan ahli untuk dapat dipertanggungjawabkan secara sains. Sayangnya, tenaga ahli yang dapat memproyeksi iklim dan mengkaji Loss and Damage ini sangat sedikit dan Indonesia tidak memiliki cukup basis data untuk melakukan kajian ini.

Raja Siregar mengatakan tanpa proyeksi iklim, sulit mempersiapkan langkah untuk menjawab kondisi kehilangan dan kerusakan akibat perubahan iklim ini. Kondisi ini juga diperburuk dengan masih tumpang-tindihnya tanggung jawab antar lembaga pemerintah yang memengaruhi pada penggunaan dana dalam penyelesaian kondisi ini.

Kajian Loss and Damage yang dilakukan oleh MercyCorps merekomendasikan sejumlah langkah di antaranya adalah penyelenggaraan data dan kajian dampak kehilangan dan kerusakan yang berlangsung perlahan – jangka panjang. Selain itu,pengembangan kapasitas manusia dan pendanaan untuk melakukan proyeksi iklim. Kebijakan “mundur dari pesisir” juga salah satu rekomendasi karena kondisi pesisir yang terendam ROB karena penurunan muka tanah dan tingginya muka air laut. Rekomendasi lainnya adalah skema untuk melindungi masyarakat terdampak perubahan iklim yang bersifat perlahan dan relokasi antar wilayah administrasi dan penyiapian Bank Lahan (lahan cadangan).

Pendekatan lintas agama dalam menjawab kondisi Loss and Damage akibat perubahan iklim seperti yang dilakukan oleh Green Faith Indonesia harus terus dilakukan sebagai bentuk tanggung jawab umat dalam menyelamatkan manusia dan memuliakan alam.

Diskusi GF Talk Loss and Damage ini menjadi pembuka dari rangkaian kegiatan GF Talk yang akan berlangsung satu kali dalam dua pekan dengan menghadirkan pembicara yang ahli dalam bidang lingkungan, keagamaan dan ekonomi hijau serta komunitas lintas agama yang bergerak di akar rumput demi memuliakan alam.